Wednesday, September 4, 2013

APAKAH KAU MELIHAT LANGIT MENTARI SENJA?

Sebagai ABG paling biasa di sekolahnya Serena atau kalian panggil saja cewek mungil tapi mengira dirinya imut itu Rena.Sebenarnya taka da yang istimewa darinya.Dia bukan penderita jomblo menahun juga bukan cewek yang suka gonta-ganti pacar.Akademik?Biasa saja.Dia bukan tidak pintar juga bukan tidak bodoh. Tapi yang membuat dia tidak biasa adalah Rena satu-satunya cewek yang bisa dekat samaKevin.

Kevin ini cowok paling ganteng versi majalah local setempat, paling kaku sama cewek tapi jago karate dan satu hal yang bikin cewek-cewek kesengsem. Gitaris sekolah paling kece dan jago.Dengan nilai akademik terbaik di provinsi.Nah loh? Kurang apa nih cowok? Tanpa cela.Kekurangannya mungkin Cuma dia penggdoa sekaligus penghancur hati wanita-wanita. Kecuali Rena. Cuma cewek tengil ini yang nggak mempan digoda Kevin.
Menurutnya Kevin itu sama aja kayak cowok-cowok normal nan biasa lainnya. Tapi Rena dan Kevin sekarang malah sahabatan. Udah kayak lem sama perangko. Tapi bedanya cinta diantara mereka bukanlah yang kalian bayangkan.Meskipun endingnya ini cerita nggak tahu juga sih. Rena pacaran tapi dia tetep lengketnya sama Kevin, begitupun Kevin.
“Kev, aku salah mengira. Ternyata cowok idola kayak kamu itu sangat unperfect tau nggak sih.” Kata Rena sambil menguyah bulatan daging yang diberi kuah (bilang aja bakso).
“Kenapa?kamu masih meragukan pesonaku dan semua ketajiranku, heh?”
“Ya jelas. Mana ada cowok tipe kayak kamu fans beratnya JKT48. Parahnya lagi, fanatic!” ia bergidik ngeri ketika kemarin malam belain nggak dapat tas baru hanya karena nemenin Kevin salaman sama Rena JKT48. Dan dia juga bertingkah seperti cowok-cowok aneh itu.
“Eh, aku ini masih normal, neng. Istilahnya kalau tuh cewek-cewek suka suji apa suja atau apalah fans fanatic mereka. Maka aku kebalikannya.” Kevin menenggak cola sambil memandangi Rena yang wajahnya udah merah dan sesekali menyeka hidungnya yang memproduksi ingus berlebih karena cabe yang ia masukkan pada baksonya lebih banyak prosentasenya ketimbang kuah bakso itu sendiri.
“Terserah kamu.Kalau lagi ke mall terus tiba-tiba kamu ngajak aku liat pertunjukkan mereka.Aku nggak bakalan sudi ikut.”
“Ye, kamu cemburu kan membernya cakep-cakep. Lima kali lebih cakep daripada Serena.” Ia nyengir kuda mengejek Rena. Dan langsung saja rambutnya yang acak-acakkan itu jadi bahan keganasan jemari Rena.
“Ren, kamu pernah suka nggak sih sama aku?”Yang ditanya malah batuk-batuk keselek cabe.Ia menenggak jus jeruk. Setelah lega rasa tidak nyaman itu hilang tertelan bersama jus jeruk.Ia menatap sahabatnya dari kelas x SMA.
“Aku? Rena suka sama Kevin? Mimpi aje loe.” Ia menyuap bola daging terakhirnya.
“Ya.Aku pikir pernah meskipun Cuma sedikit.Herannya semua cewek jenis apapun selalu terpesona padaku kecuali kamu.”
“Aku anti pellet. Jadi nggak mempan sama pesonamu yang amburadul. Lagian tiba-tiba tanya pertanyaan nggak penting.”
“Kali aja pernah. It must be perfect.”
“Sok inggris kamu.Ayo ke kelas.”
Kevin menuruti ajakan Rena.Sebenarnya ini masih jam kosong. Dan hobi mereka berdua kabur pas pelajaran kosong.
***
“Sayang, pulang bareng yuk?” Marika pacar Kevin bergayut manja di lengan Kevin.
“Maaf, sayang. Hari ini kamu pulang sama yang lain aja ya?”
“Loh, emangnya kenapa?”Marika melepaskan tangan Kevin dengan kesal.
“Rena katanya mau beli tas di mall.”
“Jadi kamu lebih milih Rena daripada aku?” sekarang Marika udah keluar buntutnya.
“Bukan Renanya. Tapi kan aku udah buat dia gak jadi beli tas. Ya sudah, sekarang dia minta ditemenin.Maaf ya sayang. Love you.” Kevin berlari meninggalkan Marika yang level marahnya berubah jadi level bengong karena ditinggal pacarnya begitu saja.
***
“Kevin lama banget.” Gerutu Rena di depan sekolah. Beberapa detik kemudian temannya itu datang.
“Sorry, Ren. Ada bos galak yang harus diurus.” Ia tersenyum jahil.
“Alasan. Ya udah, ayo berangkat. Masa aktif nih voucher tinggal 12 jam lagi.”
“Iya deh. Kita naik motor aja ya?”
“Lah mobilmu kemana?”
“Masuk rumah sakit?”
“Serius, Vin?” ujar Rena tak percaya.
“Duarius, Non. Udah ah.” Kevin ini anaknya orang kaya.Jadi fasilitasnya lengkap. Tapi sepadanlah sama prestasinya.
“Aduh, Vin. Kok motormu bentuknya gini?Berasa jadi cewekmu, deh.”
“Maunya sih gitu.” Dan cubitan di dada Kevin menyadarkan lamunan mesum tentang sahabatnya itu.
Rena meletakkan tasnya di depan dadanya agar Kevin nggak mengambil keuntungan dalam kesempitan. Dia tahu sahabatnya yang kata orang perfect ini maniak seks junior. “Ayo, Vin.” Dan mereka melaju menembus hutan rimba. Eh salah jalan raya.
***
Sampai di Mall Rena langsung menarik tangan Kevin ke counter alat outdoor Eiger. “Ini dia. Ayo, Vin.” Rena punya voucher 500 ribu hadiah menang undian jalan sehat se kota yang diadakan anak PA setempat. Dia memilih tas sekolah sekaligus tas yang bisa Rena pakai untuk kegiatan outdoor. Dia menemukan sebuah tas ransel ukurannya 35 liter berwarna biru elektrik dan bahannya parasut. Pas sekali batin Rena.“Nggak beli, Vin?”
“Nggak ada duit.”
“Tumben, iya llagi menabung.”
“Wow. Tapi budget buat makanku ada kan?”
“Tenang.Aku juga laper.”
Setelah membayar barangnya Kevin sekarang yang gentian menarik Rena kesana kemari buat nyari tempat makan yang enak. Akhirnya stan penjual makanan jepang yang dituju (bukan hokben).
 “Sashimi satu, California roll 1, es tehnya satu, mbak.” Kevin langsung mengatakan pesanannya.
“Aku mie udon sama jus jeruk aja mbak.”Mereka duduk di dekat pot bunga gede yang nggak tahu fungsinya kenapa ditaruh disitu.
“Ren, minggu depan ikut aku ya?”
“Kemana?”
“Surabaya.”
“Jauh banget.Ngapain?”
“Aku ada lomba debat bahasa inggris.”
“Oh, tapi aku kesananya naik apa, Vin? Jakarta Surabaya jauh banget.Aku nggak mampu lah beli tiket pesawat.Jual motornya orang rumah baru bisa.”
“Bareng aku aja.Soal transportasi gak usah dipikirin.”
“Serius, Vin?”
“Iya.” Pembicaraan mereka terhenti oleh mbak-mbak yang mengantar pesanan mereka.Kevin mencomot sashiminya menggunakan sumpit dengan fasih.Sementara Rena yang nggak biasa pakai sumpit kerepotan.
“Gimana makannya kalau mienya lepas terus?” desah Rena.
“Mbak.” Kevin melambaikan tangannya.“Minta garpu sama sendok.”
“Baik, mas.” Mbak-mbak pegawai itu tersipu-sipu.Nggak sampai satu menit sendok garpunya tersedia.Nggak sampai satu menit sendok garpunya tersedia.
“Wah, pengertian aku bukan orang jepang.” Kata Rena sambil ketawa.“Ngomong-ngomong hari apa ke Surabaya?”
“Jumat sampai Minggu kalau masuk final.”
“Kyaknya nggak usah bareng sama kamu, deh.”
“Kenapa memangnya?”
“Rena baru ingat.Hari Sabtu minggu depan Rena diajak Ibu ke Surabaya. Ada sepupuku mau nikah.”
“Gimana kalau kalian berdua juga berangkat sama aku?”
“Nggak..Nggak perlu.Kita udah terlanjur beli tiket kereta.”
“Oh, sayang sekali. Nggak lihat wajah anehmu itu bikin gimana gitu rasanya.” Kevin nyengir yang langsung dihhujani tatapan tajam dari Rena.“Wah ada Rena.”
“Aku Rena.” Ujarnya bingung.Dodol banget cowok satu ini.
“Bukan kamu. Rena JKT48. Tuh liat.” Seorang cewek dengan mata sipit dan pandangan lembut yang melemahkan berjalan agak jauh dari kami.Di belakangnya ada orang berbadan gede sedang bercakap-cakap dengannya.
“Eh, Vin. Kayaknya tuh orang digangguin sama yang badannya gede deh.”
“Yakin, Ren?”
“Ciyuss.” Kemudian Rena JKT48 pergi dengan muka sebal dan orang itu tetap mengikutinya.“Aku khawatir deh.Kasihan cantik-cantik gitu.”
“Aku juga.Apalagi aku penggemarnya. Ayo deh diikutin mungkin tuh orang niatnya enggak baik.” Mereka berdua mengikuti Rena JKT48 dan laki-laki besar itu.Mereka sampai di basement parker yang sepi.Mereka diam awalnya tapi melihat orang berbadan besar itu mulai menyakiti Rena, mereka langsung bertindak bak pahlawan.Pahlawan kesiangan maksudnya.
“Eh lepasin tuh cewek.Loe nggak tahu siapa dia, huh?” teriak Kevin.Diteriakin begitu si laki-laki badan gede kita singkat SLBG melepas pegangannya pada lengan Rena JKT48 dengan kasar.Rena langsung membantunya berdir.
“Arigatou..Eh, terima kasih.”Suara berisik terdengar di belakang mereka.Kevin vs SLBG. Meskipun punya badan atletis Kevin masih kalah sama SLBG. Tapi bukan Kevin kalau nggak bisa ngejatuhin SLBG.Mereka saling gulat, kadang si Kevin yang unggul kadang sebaliknya.Dua cewek itu sekarang harap-harap cemas.Melihat Kevin yang udah mulai kewalahan Rena langsung menyerbu SLBG.
“Kita sama-sam, Vin.Meskipun levelku dibawahmu.Jangan diremehin.” Kevin mengangguk mantap, meskipun takut kalau Rena terluka.dapat bala bantuan SLBG jadi kewalahan, sekarang SLBG hidungnya udah berdarah dan ia memgang keplanya yang kena tinjunya Rena.
“Ampun, Bang. Gue ngalah. Gua pergi.” Kemudian SLBG pergi berlari menjauh.
“Rena tidak apa-apa?” tanya Kevin lembut.
“Aku selalu baik-baik kok, Vin.”
“Bukan kamu.” Jawabnya ketus. Meskipun sebenarnya dia khawatir banget sama Rena-nya.
“Iya, terima kasih.Saya nggak tahu terima kasihnya harus gimana. Tadi saya mau ke gedung pertunjukkan JKT48.” Ia tersenyum lembut.
“Sama-sama. Wah bahasa Indonesia kamu bagus, ya?” ungkap Kevin kagum.
“Saya belajar dari member yang lain. Oh iya saya punya dua tiket buat pertunjukkan “pajama drive” kalian datanglah. Masih dua bulan lagi sebenarnya, tapi Pak Manager menyuruh saya memberikan tiket VIP ini untuk keluarga. “
“Kenapa tidak di berikan keluarganya saja?”
“Keluarga saya di Jepang.” Ia tersenyum lembut.
“Oh, terima kasih Rena.” Ujar Kevin lembut.Bisa nolong idola, dapat tiket gratis pertunjukkan “pajama drive” buat Kevin adalah anugerah terindah.
“Oh iya nama kalian siapa?” tanya Rena JKT48.
“Kevin, ini yang cewek namanya juga Rena. “
“Oh salam kenal” ia tersenyum lebar sama Rena.
Setelah berbincang dan mengantar Rena ke gedung pertunjukkan mereka pulang ke rumah.
***
Seminggu kemudian.
Kevin memasuki babak Final.Ia sekarang melawan SMA 5 Surabaya. Sang tuan rumah. Tapi ia belum juga menemukan Rena. Padahal satu jam lagi debatnya dimulai. Ia mencoba menghubungi ponselnya tapi tidak aktif. Ia  juga menelepon rumahnya tapi tidak diangkat. Sampai akhirnya ia diminta untuk elborasi oleh panitia. Untungnya Kevin tidak mengalami kendala ketika  mengelaborasi kasus yang akan diperdebatkan.
Debatnya berlangsung selama satu jam, Tim Kevin melontarkan argument-argumen panas. Sedangkan tim lawan juga nggak kalah ganasnya. Setelah selesai Kevin mencoba menghubungi Rena.Tapi belum juga diangkat.Ketika akhirnya sekolah Kevin yang jadi juara pertama Kevin belum juga tenang.Terlalu lama memendam emosi membuat Kevin marah.Ia jadi berpikiran yang aneh-aneh dan jelek tentang Rena.  (yang aneh-aneh di sini bukan yang mesum-mesum ya adik-adik)
***
Tidak sampai Seminggu berlalu dan Kevin belum bertemu Rena.Dia nggak pernah masuk sekolah lagi. Ada apa sih sama Rena? Dicari di rumah juga nggak ada.Kemana ya anak itu?Kevin menghampiri Marika di kelasnya.Pas disamperin Marika ngajak putus.Kevin sih biasa saja.Nggak apa-apa.Tapi hal ituyang justru memancing air mata Marika.Dan Kevin meninggalkannya begitu saja.Ia memutuskan pergi ke mall. Siapa tahu ketemu JKT48.
Dan dia lihat Renanya lagi jalan sama cowok. Cakep walaupun nggak setinggi Kevin.Mereka rangkulan di café.Nggak tahu kenapa Kevin jadi uring-uringan sendiri lalu bergegas meninggalkan mall.Aduh kasihan, si perfect patah hati.
***
Esok harinya Rena sudah kembali sekolah. Dia heran sama perubahan sikap Kevin yang tiba-tiba jadi suram dan dingin kepadanya. Memang sih Rena salah nggak datang di acara debatnya Kevin tapi kan ada alasan yang nggak bisa diganggu gugat? Dan Rena tidak mau menceritakannya pada Kevin.Hal itu berlangsung selama beberapa hari.Dan Rena meskipun terlihat cuek sebenarnya galau setengah mati.Kenapa dengan cowok ini?
Toh Kevin menang kan? Jadi bukan masalah besar kalau dia nggak datang.Kalau Rena gak datang terus Kevin kalah baru Rena merasa bersalah.aneh sekali Kevin ini.Akhirnya Rena yang menghampiri Kevin.
“Kamu kenapa sih?Oke aku minta maaf nggak bisa datang.”
“Oh masih inget aku?”
“Kevin!!!”
“Udahlah, aku itu udah kecewa kamu nggak ada kabar sama sekali.”
“Maaf, aku seharusnya bilang kalau Ibuku jatuh dan sekarang masih  koma!!”



 BERSAMBUNG




No comments:

Post a Comment