Sebagai
ABG paling biasa di sekolahnya Serena atau kalian panggil saja cewek mungil
tapi mengira dirinya imut itu Rena.Sebenarnya taka da yang istimewa darinya.Dia
bukan penderita jomblo menahun juga bukan cewek yang suka gonta-ganti
pacar.Akademik?Biasa saja.Dia bukan tidak pintar juga bukan tidak bodoh. Tapi
yang membuat dia tidak biasa adalah Rena satu-satunya cewek yang bisa dekat
samaKevin.
Kevin
ini cowok paling ganteng versi majalah local setempat, paling kaku sama cewek
tapi jago karate dan satu hal yang bikin cewek-cewek kesengsem. Gitaris sekolah
paling kece dan jago.Dengan nilai akademik terbaik di provinsi.Nah loh? Kurang
apa nih cowok? Tanpa cela.Kekurangannya mungkin Cuma dia penggdoa sekaligus
penghancur hati wanita-wanita. Kecuali Rena. Cuma cewek tengil ini yang nggak
mempan digoda Kevin.
Menurutnya
Kevin itu sama aja kayak cowok-cowok normal nan biasa lainnya. Tapi Rena dan
Kevin sekarang malah sahabatan. Udah kayak lem sama perangko. Tapi bedanya
cinta diantara mereka bukanlah yang kalian bayangkan.Meskipun endingnya ini
cerita nggak tahu juga sih. Rena pacaran tapi dia tetep lengketnya sama Kevin,
begitupun Kevin.
“Kev,
aku salah mengira. Ternyata cowok idola kayak kamu itu sangat unperfect tau
nggak sih.” Kata Rena sambil menguyah bulatan daging yang diberi kuah (bilang
aja bakso).
“Kenapa?kamu
masih meragukan pesonaku dan semua ketajiranku, heh?”
“Ya
jelas. Mana ada cowok tipe kayak kamu fans beratnya JKT48. Parahnya lagi,
fanatic!” ia bergidik ngeri ketika kemarin malam belain nggak dapat tas baru
hanya karena nemenin Kevin salaman sama Rena JKT48. Dan dia juga bertingkah
seperti cowok-cowok aneh itu.
“Eh,
aku ini masih normal, neng. Istilahnya kalau tuh cewek-cewek suka suji apa suja
atau apalah fans fanatic mereka. Maka aku kebalikannya.” Kevin menenggak cola
sambil memandangi Rena yang wajahnya udah merah dan sesekali menyeka hidungnya
yang memproduksi ingus berlebih karena cabe yang ia masukkan pada baksonya
lebih banyak prosentasenya ketimbang kuah bakso itu sendiri.
“Terserah
kamu.Kalau lagi ke mall terus tiba-tiba kamu ngajak aku liat pertunjukkan
mereka.Aku nggak bakalan sudi ikut.”
“Ye,
kamu cemburu kan membernya cakep-cakep. Lima kali lebih cakep daripada Serena.”
Ia nyengir kuda mengejek Rena. Dan langsung saja rambutnya yang acak-acakkan
itu jadi bahan keganasan jemari Rena.
“Ren,
kamu pernah suka nggak sih sama aku?”Yang ditanya malah batuk-batuk keselek
cabe.Ia menenggak jus jeruk. Setelah lega rasa tidak nyaman itu hilang tertelan
bersama jus jeruk.Ia menatap sahabatnya dari kelas x SMA.
“Aku?
Rena suka sama Kevin? Mimpi aje loe.” Ia menyuap bola daging terakhirnya.
“Ya.Aku
pikir pernah meskipun Cuma sedikit.Herannya semua cewek jenis apapun selalu
terpesona padaku kecuali kamu.”
“Aku
anti pellet. Jadi nggak mempan sama pesonamu yang amburadul. Lagian tiba-tiba
tanya pertanyaan nggak penting.”
“Kali
aja pernah. It must be perfect.”
“Sok
inggris kamu.Ayo ke kelas.”
Kevin
menuruti ajakan Rena.Sebenarnya ini masih jam kosong. Dan hobi mereka berdua
kabur pas pelajaran kosong.
***
“Sayang,
pulang bareng yuk?” Marika pacar Kevin bergayut manja di lengan Kevin.
“Maaf,
sayang. Hari ini kamu pulang sama yang lain aja ya?”
“Loh,
emangnya kenapa?”Marika melepaskan tangan Kevin dengan kesal.
“Rena
katanya mau beli tas di mall.”
“Jadi
kamu lebih milih Rena daripada aku?” sekarang Marika udah keluar buntutnya.
“Bukan
Renanya. Tapi kan aku udah buat dia gak jadi beli tas. Ya sudah, sekarang dia
minta ditemenin.Maaf ya sayang. Love you.” Kevin berlari meninggalkan Marika
yang level marahnya berubah jadi level bengong karena ditinggal pacarnya begitu
saja.
***
“Kevin
lama banget.” Gerutu Rena di depan sekolah. Beberapa detik kemudian temannya
itu datang.
“Sorry,
Ren. Ada bos galak yang harus diurus.” Ia tersenyum jahil.
“Alasan.
Ya udah, ayo berangkat. Masa aktif nih voucher tinggal 12 jam lagi.”
“Iya
deh. Kita naik motor aja ya?”
“Lah
mobilmu kemana?”
“Masuk
rumah sakit?”
“Serius,
Vin?” ujar Rena tak percaya.
“Duarius,
Non. Udah ah.” Kevin ini anaknya orang kaya.Jadi fasilitasnya lengkap. Tapi
sepadanlah sama prestasinya.
“Aduh,
Vin. Kok motormu bentuknya gini?Berasa jadi cewekmu, deh.”
“Maunya
sih gitu.” Dan cubitan di dada Kevin menyadarkan lamunan mesum tentang
sahabatnya itu.
Rena
meletakkan tasnya di depan dadanya agar Kevin nggak mengambil keuntungan dalam
kesempitan. Dia tahu sahabatnya yang kata orang perfect ini maniak seks junior.
“Ayo, Vin.” Dan mereka melaju menembus hutan rimba. Eh salah jalan raya.
***
Sampai
di Mall Rena langsung menarik tangan Kevin ke counter alat outdoor Eiger. “Ini
dia. Ayo, Vin.” Rena punya voucher 500 ribu hadiah menang undian jalan sehat se
kota yang diadakan anak PA setempat. Dia memilih tas sekolah sekaligus tas yang
bisa Rena pakai untuk kegiatan outdoor. Dia menemukan sebuah tas ransel
ukurannya 35 liter berwarna biru elektrik dan bahannya parasut. Pas sekali
batin Rena.“Nggak beli, Vin?”
“Nggak
ada duit.”
“Tumben,
iya llagi menabung.”
“Wow.
Tapi budget buat makanku ada kan?”
“Tenang.Aku
juga laper.”
Setelah
membayar barangnya Kevin sekarang yang gentian menarik Rena kesana kemari buat
nyari tempat makan yang enak. Akhirnya stan penjual makanan jepang yang dituju
(bukan hokben).
“Sashimi satu, California roll 1, es tehnya
satu, mbak.” Kevin langsung mengatakan pesanannya.
“Aku
mie udon sama jus jeruk aja mbak.”Mereka duduk di dekat pot bunga gede yang
nggak tahu fungsinya kenapa ditaruh disitu.
“Ren,
minggu depan ikut aku ya?”
“Kemana?”
“Surabaya.”
“Jauh
banget.Ngapain?”
“Aku
ada lomba debat bahasa inggris.”
“Oh,
tapi aku kesananya naik apa, Vin? Jakarta Surabaya jauh banget.Aku nggak mampu
lah beli tiket pesawat.Jual motornya orang rumah baru bisa.”
“Bareng
aku aja.Soal transportasi gak usah dipikirin.”
“Serius,
Vin?”
“Iya.”
Pembicaraan mereka terhenti oleh mbak-mbak yang mengantar pesanan mereka.Kevin
mencomot sashiminya menggunakan sumpit dengan fasih.Sementara Rena yang nggak
biasa pakai sumpit kerepotan.
“Gimana
makannya kalau mienya lepas terus?” desah Rena.
“Mbak.”
Kevin melambaikan tangannya.“Minta garpu sama sendok.”
“Baik,
mas.” Mbak-mbak pegawai itu tersipu-sipu.Nggak sampai satu menit sendok
garpunya tersedia.Nggak sampai satu menit sendok garpunya tersedia.
“Wah,
pengertian aku bukan orang jepang.” Kata Rena sambil ketawa.“Ngomong-ngomong
hari apa ke Surabaya?”
“Jumat
sampai Minggu kalau masuk final.”
“Kyaknya
nggak usah bareng sama kamu, deh.”
“Kenapa
memangnya?”
“Rena
baru ingat.Hari Sabtu minggu depan Rena diajak Ibu ke Surabaya. Ada sepupuku
mau nikah.”
“Gimana
kalau kalian berdua juga berangkat sama aku?”
“Nggak..Nggak
perlu.Kita udah terlanjur beli tiket kereta.”
“Oh,
sayang sekali. Nggak lihat wajah anehmu itu bikin gimana gitu rasanya.” Kevin
nyengir yang langsung dihhujani tatapan tajam dari Rena.“Wah ada Rena.”
“Aku
Rena.” Ujarnya bingung.Dodol banget cowok satu ini.
“Bukan
kamu. Rena JKT48. Tuh liat.” Seorang cewek dengan mata sipit dan pandangan
lembut yang melemahkan berjalan agak jauh dari kami.Di belakangnya ada orang
berbadan gede sedang bercakap-cakap dengannya.
“Eh,
Vin. Kayaknya tuh orang digangguin sama yang badannya gede deh.”
“Yakin,
Ren?”
“Ciyuss.”
Kemudian Rena JKT48 pergi dengan muka sebal dan orang itu tetap
mengikutinya.“Aku khawatir deh.Kasihan cantik-cantik gitu.”
“Aku
juga.Apalagi aku penggemarnya. Ayo deh diikutin mungkin tuh orang niatnya
enggak baik.” Mereka berdua mengikuti Rena JKT48 dan laki-laki besar itu.Mereka
sampai di basement parker yang sepi.Mereka diam awalnya tapi melihat orang
berbadan besar itu mulai menyakiti Rena, mereka langsung bertindak bak
pahlawan.Pahlawan kesiangan maksudnya.
“Eh
lepasin tuh cewek.Loe nggak tahu siapa dia, huh?” teriak Kevin.Diteriakin
begitu si laki-laki badan gede kita singkat SLBG melepas pegangannya pada
lengan Rena JKT48 dengan kasar.Rena langsung membantunya berdir.
“Arigatou..Eh,
terima kasih.”Suara berisik terdengar di belakang mereka.Kevin vs SLBG.
Meskipun punya badan atletis Kevin masih kalah sama SLBG. Tapi bukan Kevin
kalau nggak bisa ngejatuhin SLBG.Mereka saling gulat, kadang si Kevin yang
unggul kadang sebaliknya.Dua cewek itu sekarang harap-harap cemas.Melihat Kevin
yang udah mulai kewalahan Rena langsung menyerbu SLBG.
“Kita
sama-sam, Vin.Meskipun levelku dibawahmu.Jangan diremehin.” Kevin mengangguk
mantap, meskipun takut kalau Rena terluka.dapat bala bantuan SLBG jadi
kewalahan, sekarang SLBG hidungnya udah berdarah dan ia memgang keplanya yang
kena tinjunya Rena.
“Ampun,
Bang. Gue ngalah. Gua pergi.” Kemudian SLBG pergi berlari menjauh.
“Rena
tidak apa-apa?” tanya Kevin lembut.
“Aku
selalu baik-baik kok, Vin.”
“Bukan
kamu.” Jawabnya ketus. Meskipun sebenarnya dia khawatir banget sama Rena-nya.
“Iya,
terima kasih.Saya nggak tahu terima kasihnya harus gimana. Tadi saya mau ke
gedung pertunjukkan JKT48.” Ia tersenyum lembut.
“Sama-sama.
Wah bahasa Indonesia kamu bagus, ya?” ungkap Kevin kagum.
“Saya
belajar dari member yang lain. Oh iya saya punya dua tiket buat pertunjukkan
“pajama drive” kalian datanglah. Masih dua bulan lagi sebenarnya, tapi Pak
Manager menyuruh saya memberikan tiket VIP ini untuk keluarga. “
“Kenapa
tidak di berikan keluarganya saja?”
“Keluarga
saya di Jepang.” Ia tersenyum lembut.
“Oh,
terima kasih Rena.” Ujar Kevin lembut.Bisa nolong idola, dapat tiket gratis
pertunjukkan “pajama drive” buat Kevin adalah anugerah terindah.
“Oh
iya nama kalian siapa?” tanya Rena JKT48.
“Kevin,
ini yang cewek namanya juga Rena. “
“Oh
salam kenal” ia tersenyum lebar sama Rena.
Setelah
berbincang dan mengantar Rena ke gedung pertunjukkan mereka pulang ke rumah.
***
Seminggu
kemudian.
Kevin
memasuki babak Final.Ia sekarang melawan SMA 5 Surabaya. Sang tuan rumah. Tapi ia
belum juga menemukan Rena. Padahal satu jam lagi debatnya dimulai. Ia mencoba
menghubungi ponselnya tapi tidak aktif. Ia
juga menelepon rumahnya tapi tidak diangkat. Sampai akhirnya ia diminta
untuk elborasi oleh panitia. Untungnya Kevin tidak mengalami kendala
ketika mengelaborasi kasus yang akan
diperdebatkan.
Debatnya
berlangsung selama satu jam, Tim Kevin melontarkan argument-argumen panas.
Sedangkan tim lawan juga nggak kalah ganasnya. Setelah selesai Kevin mencoba
menghubungi Rena.Tapi belum juga diangkat.Ketika akhirnya sekolah Kevin yang
jadi juara pertama Kevin belum juga tenang.Terlalu lama memendam emosi membuat
Kevin marah.Ia jadi berpikiran yang aneh-aneh dan jelek tentang Rena. (yang aneh-aneh di sini bukan yang mesum-mesum
ya adik-adik)
***
Tidak
sampai Seminggu berlalu dan Kevin belum bertemu Rena.Dia nggak pernah masuk
sekolah lagi. Ada apa sih sama Rena? Dicari di rumah juga nggak ada.Kemana ya
anak itu?Kevin menghampiri Marika di kelasnya.Pas disamperin Marika ngajak
putus.Kevin sih biasa saja.Nggak apa-apa.Tapi hal ituyang justru memancing air
mata Marika.Dan Kevin meninggalkannya begitu saja.Ia memutuskan pergi ke mall.
Siapa tahu ketemu JKT48.
Dan
dia lihat Renanya lagi jalan sama cowok. Cakep walaupun nggak setinggi
Kevin.Mereka rangkulan di café.Nggak tahu kenapa Kevin jadi uring-uringan
sendiri lalu bergegas meninggalkan mall.Aduh kasihan, si perfect patah hati.
***
Esok
harinya Rena sudah kembali sekolah. Dia heran sama perubahan sikap Kevin yang
tiba-tiba jadi suram dan dingin kepadanya. Memang sih Rena salah nggak datang
di acara debatnya Kevin tapi kan ada alasan yang nggak bisa diganggu gugat? Dan
Rena tidak mau menceritakannya pada Kevin.Hal itu berlangsung selama beberapa
hari.Dan Rena meskipun terlihat cuek sebenarnya galau setengah mati.Kenapa
dengan cowok ini?
Toh
Kevin menang kan? Jadi bukan masalah besar kalau dia nggak datang.Kalau Rena
gak datang terus Kevin kalah baru Rena merasa bersalah.aneh sekali Kevin ini.Akhirnya
Rena yang menghampiri Kevin.
“Kamu
kenapa sih?Oke aku minta maaf nggak bisa datang.”
“Kevin!!!”
“Udahlah,
aku itu udah kecewa kamu nggak ada kabar sama sekali.”
“Maaf,
aku seharusnya bilang kalau Ibuku jatuh dan sekarang masih koma!!”
No comments:
Post a Comment