Saturday, June 1, 2013

XXXX

Ini cerpen pertamaku. sebelumnya tulisanku hanya puisi dan prosa. silahkan dibaca :D



 



Andra tidak menyangka kalau hari ini dia bakalan sial banget. Semenjak dia bangun tidur, mamanya udah teriak-teriak nyuruh Andra mandi terus ke Stasiun buat jemput Nana anak temen mama Andra yang berasal dari Surabaya.

Sumpah! Andra ilfeel sama mahluk yang satu ini. Masih teringat di benaknya 15 tahun yang lalu ketika ia dan mamanya mampir ke Surabaya, ke rumah Tante Erlisa.

Seorang anak perempuan kecil yang usianya 6 tahun lebih muda dibanding Andra. Pada saat itu usia Andra masih 10 tahun.Dekil, giginya pada gripis, dan nggak perempuan banget! Andra ngeri sama tuh anak. Pernah sekali Nana ngerjain Andra. Waktu itu, Nana meminta tolong padanya untuk mengambilkan bolanya yang masuk ke gudang, pas ditanya kenapa nggak ambil sendiri. Nana beralasan bahwa dia takut gelap. Ya Andra percaya saja, dia masuk ke gudang itu, mencari-cari bola yang dimaksudkan Nana. Tiba-tiba..

Blammmm!!!

Pintunya tertutup, lalu dia berlari menuju pintu, berusaha mencegah anak itu menguncinya dari luar.

''Nana! Bukain pintunya!''

''Nggak mau, lasain ajah gelapnya gudang.'' ucap Nana dengan logat cadelnya tertawa.

''Awas ya kamu! Kalau kamu nggak ngelepasin aku, aku ambil semua cokelatmu!'' ancam Andra.

''Nggak takut, weee!'' Nana lari meninggalkan Andra. Sebenarnya dia cuma pengen perhatian dari Andra. Habis Andra cuek banget sama Nana. Dia terbiasa diperhatikan orang, entah kenapa mahluk yang namanya Andra ini cuek banget sama dia.

''Setan anak itu, awas aja ya.'' ucap Andra bersungut-sungut. Badan Andra lumayan besar dan tinggi untuk anak seusianya. Dia menendang pintu itu, untunglah gagang sapu yang digunakan Nana untuk mengganjal pintu gudang sudah lapuk, jadi dengan sekali tendangan Andra, sapu itu hancur dan mebebaskan Andra.

Dia marah sekali dikerjain anak kecil kayak gitu. Sekilas dia melihat Nana di ujung lrong rumah Nana. Anak kecil itu tersenyum lalu menjulurkan lidahnya, seperti mengejek Andra. Dibegitukan Andra nggak terima, dia lari mengejar Nana, gadis cilik itu malah kesenangan dengan ekspresi jengkel Andra.

''Kejal Nana kalo bisa.. Aaaa...'' Nanapun terjatuh. Andra berhenti.

''Huaa,,huu..hu..hu.. Cakit.. Hu..hu..'' Nana menangis kesakitan.

''Ada apa ini, Andra?'' mama Andra berlari tergopoh-gopoh mendengar suara tangis Nana yang cetar membahana.

''Kak Andra jahat, Tante. Hu..hu..hu..''

''Ada apa ini?'' teriak mama Nana.

''Aduh, maaf ya, Er. Nakal banget ini si Andra. Nana sampe nangis.''

Nana menghambur ke pelukan Ibunya, tubuhnya yang mungil bergelayut manja di tubuh Ibunya, tangisnya mulai mereda digantikan tawa riang.

''Mama, udah nggak cakit.'' senyumnya mengembang lebar memperlihatkan giginya yang gripis.

Gara-gara kejadian itu Andra jadi dapat hadiah jitakan dari mamanya.

Hari ini hari Minggu, dia sedang libur kerja, dan berusaha menikmati liburan dengan tenang, seharian di kamar hanya untuk tidur, mengganti tidur 6 hari yang tersita waktu untuk bekerja. Dan sekarang dia ada di kemacetan jalan menuju stasiun menjemput Setan Kecil yang bakal merusak hari-harinya.

Dapat info dari mama Andra, Nana bakalan tinggal di rumahnya cukup lama. Karena rencananya Nana bakalan kuliah di kota Andra. Jadi paling tidak dia harus serumah dengan setan kecil itu 3,5 tahun??????

Andra langsung bad mood dengernya.

Udah 15 tahun nggak ketemu Nana , Andra agak-agak lupa wajah anak itu, apalagi mungkin wajahnya udah berubah dari wajah anak-anak ke ABG, tapi kata mama Andra, nggak usah khawatir, karena Nana ingat wajah Andra, jadi Andra tinggal nunggu di Cafe stasiun.

Di cafe Andra memsan secangkir kopi dan roti bakar, maklum dia belum sarapan karena dipaksa buru-buru menjemput Setan Kecil itu.

Sambil menikmati roti bakarnya, dia asyik menulis cerpen di Padnya.

Seseorang menepuk bahu Andra. ''Kak, ini Nana. Anaknya Tante Erlisa.'' suaranya lembut.

Andra menoleh ke arah suara yang menyapanya.

Dia hampir tersedak melihat pemandangan di depannya.

Seorang gadis kecil nan mungil, berkulit putih rapuh, bermata cokelat, rambutnya sebahu bergelombang, tapi poninya lurus, bibirnya merah seolah tak tertutupi lipgloss jenis apapun, memakai dress selutut berwarna abu-abu dan membawa ransel yang lebih besar dari badannya.

''Nana..??'' Andra tak percaya. Bagaimana mungkin setan bisa berubah menjadi malaikat kecil tanpa dosa?

''Iya, Kak Andra. Ini Nana.'' ucap gadis itu tersenyum geli.
Andra hanya bisa bisa bengong.

No comments:

Post a Comment