Ini cerpen pertamaku. sebelumnya tulisanku hanya puisi dan prosa. silahkan dibaca :D
Andra tidak menyangka kalau hari ini dia bakalan sial
banget. Semenjak dia bangun tidur, mamanya udah teriak-teriak nyuruh Andra
mandi terus ke Stasiun buat jemput Nana anak temen mama Andra yang berasal dari
Surabaya.
Sumpah! Andra ilfeel sama mahluk yang satu ini. Masih
teringat di benaknya 15 tahun yang lalu ketika ia dan mamanya mampir ke
Surabaya, ke rumah Tante Erlisa.
Seorang anak perempuan kecil yang usianya 6 tahun lebih muda
dibanding Andra. Pada saat itu usia Andra masih 10 tahun.Dekil, giginya pada
gripis, dan nggak perempuan banget! Andra ngeri sama tuh anak. Pernah sekali
Nana ngerjain Andra. Waktu itu, Nana meminta tolong padanya untuk mengambilkan
bolanya yang masuk ke gudang, pas ditanya kenapa nggak ambil sendiri. Nana
beralasan bahwa dia takut gelap. Ya Andra percaya saja, dia masuk ke gudang
itu, mencari-cari bola yang dimaksudkan Nana. Tiba-tiba..
Blammmm!!!
Pintunya tertutup, lalu dia berlari menuju pintu, berusaha
mencegah anak itu menguncinya dari luar.
''Nana! Bukain pintunya!''
''Nggak mau, lasain ajah gelapnya gudang.'' ucap Nana dengan
logat cadelnya tertawa.
''Awas ya kamu! Kalau kamu nggak ngelepasin aku, aku ambil
semua cokelatmu!'' ancam Andra.
''Nggak takut, weee!'' Nana lari meninggalkan Andra.
Sebenarnya dia cuma pengen perhatian dari Andra. Habis Andra cuek banget sama
Nana. Dia terbiasa diperhatikan orang, entah kenapa mahluk yang namanya Andra
ini cuek banget sama dia.
''Setan anak itu, awas aja ya.'' ucap Andra
bersungut-sungut. Badan Andra lumayan besar dan tinggi untuk anak seusianya.
Dia menendang pintu itu, untunglah gagang sapu yang digunakan Nana untuk
mengganjal pintu gudang sudah lapuk, jadi dengan sekali tendangan Andra, sapu
itu hancur dan mebebaskan Andra.
Dia marah sekali dikerjain anak kecil kayak gitu. Sekilas
dia melihat Nana di ujung lrong rumah Nana. Anak kecil itu tersenyum lalu
menjulurkan lidahnya, seperti mengejek Andra. Dibegitukan Andra nggak terima,
dia lari mengejar Nana, gadis cilik itu malah kesenangan dengan ekspresi
jengkel Andra.
''Kejal Nana kalo bisa.. Aaaa...'' Nanapun terjatuh. Andra
berhenti.
''Huaa,,huu..hu..hu.. Cakit.. Hu..hu..'' Nana menangis
kesakitan.
''Ada apa ini, Andra?'' mama Andra berlari tergopoh-gopoh
mendengar suara tangis Nana yang cetar membahana.
''Kak Andra jahat, Tante. Hu..hu..hu..''
''Ada apa ini?'' teriak mama Nana.
''Aduh, maaf ya, Er. Nakal banget ini si Andra. Nana sampe
nangis.''
Nana menghambur ke pelukan Ibunya, tubuhnya yang mungil
bergelayut manja di tubuh Ibunya, tangisnya mulai mereda digantikan tawa riang.
''Mama, udah nggak cakit.'' senyumnya mengembang lebar
memperlihatkan giginya yang gripis.
Gara-gara kejadian itu Andra jadi dapat hadiah jitakan dari
mamanya.
Hari ini hari Minggu, dia sedang libur kerja, dan berusaha
menikmati liburan dengan tenang, seharian di kamar hanya untuk tidur, mengganti
tidur 6 hari yang tersita waktu untuk bekerja. Dan sekarang dia ada di
kemacetan jalan menuju stasiun menjemput Setan Kecil yang bakal merusak
hari-harinya.
Dapat info dari mama Andra, Nana bakalan tinggal di rumahnya
cukup lama. Karena rencananya Nana bakalan kuliah di kota Andra. Jadi paling
tidak dia harus serumah dengan setan kecil itu 3,5 tahun??????
Andra langsung bad mood dengernya.
Udah 15 tahun nggak ketemu Nana , Andra agak-agak lupa wajah
anak itu, apalagi mungkin wajahnya udah berubah dari wajah anak-anak ke ABG,
tapi kata mama Andra, nggak usah khawatir, karena Nana ingat wajah Andra, jadi
Andra tinggal nunggu di Cafe stasiun.
Di cafe Andra memsan secangkir kopi dan roti bakar, maklum
dia belum sarapan karena dipaksa buru-buru menjemput Setan Kecil itu.
Sambil menikmati roti bakarnya, dia asyik menulis cerpen di
Padnya.
Seseorang menepuk bahu Andra. ''Kak, ini Nana. Anaknya Tante
Erlisa.'' suaranya lembut.
Andra menoleh ke arah suara yang menyapanya.
Dia hampir tersedak melihat pemandangan di depannya.
Seorang gadis kecil nan mungil, berkulit putih rapuh,
bermata cokelat, rambutnya sebahu bergelombang, tapi poninya lurus, bibirnya
merah seolah tak tertutupi lipgloss jenis apapun, memakai dress selutut berwarna
abu-abu dan membawa ransel yang lebih besar dari badannya.
''Nana..??'' Andra tak percaya. Bagaimana mungkin setan bisa
berubah menjadi malaikat kecil tanpa dosa?
''Iya, Kak Andra. Ini Nana.'' ucap gadis itu tersenyum geli.
Andra hanya bisa bisa bengong.
No comments:
Post a Comment