Leana:
Aku tidak
pernah ingat apa-apa. Yang ku ingat hanyalah aku sudah ada di panti asuhan ini
sejak pertama aku mendapat ingatanku. Orang-orang menganggapku aneh. Karena aku
tidak mau bicara pada siapapun. Mereka semua memandangku kadang dengan tatapan
kasihan, kadang ketakutan. Entah kenapa. padahal aku hanya tidak ingin bicara
dengan mereka.
Pengurus panti
asuhanku sampai menyerah mengajakku bicara. Mereka berkomunikasi denganku lewat
senyuman kasihan mereka. Aku kebanyakan menghabiskan waktu dengan memandangi
danau di belakang panti. Begitupun dengan teman-teman sebayaku. Mereka malah
mengira bahwa aku bisu sehingga tidak ada yang mengajakku bermain, toh aku juga
tidak ingin bermain dengan mereka.
Hari ini aku
berusia 5 tahun. Sebenarnya aku hanya
menduga. Aku tidak tahu kapan aku lahir. Aku tahu hari ini aku berusia 5 tahun
karena ibu pengurus panti asuhan yang memberi tahuku. Ia mengucapkan selamat
ulang tahun dan menodakanku yang baik-baik. Walaupun aku tahu, dia sangat
berharap aku mau atau mungkin bisa berbicara.
Aku hanya
berbicara pada Tuhan. Aku tahu, Dia yang membuat semua hidupku jadi seperti
ini. Tapi rasanya membenciNya sangatlah tidak mungkin bagiku. Aku menyayangiNya
dengan caraku sendiri. Aku suka menulis. Aku menulis hal-hal yang indah, lalu
aku membacanya dalam hati agar Tuhan tahu. Aku hanya membagi puisi-puisiku
denganNya.
Danau di
belakang panti adalah tempat terindah yang pernah kukunjungi. Mengingat aku
hanya berada di panti dan di danau ini. Udara dingin nan sejuk. Air jernih dan
suhunya yang sedingin air es, ikan-ikan kecil, terkadang kunang-kunang yang
berkelap-kelip di hari berkabut, dan juga hutan pinus yang mengelilingi danau.
Kadang aku
sangat tergoda untuk masuk ke dalam hutan pinus
yang gelap. Mungkin saja di sana banyak kurcaci. Atau mungkin peri-peri
kecil yang ada di dongeng? Tapi yang paling membuatku penasaran adalah dari
mana sumber air danau ini? Pasti sumber airnya jauh lebih indah. Hanya saja
danau ini amat luas, aku tidak mungkin berenang ke seberang danau atau
menggunakan kapal. Karena di sini tidak ada. Mungkin dulunya tempat ini tempat
wisata. Hanya saja sekarang ditinggalkan entah karena alas an apa.
Ibu panti
pernah melarangku pergi kesini. Katanya di sini banyak penyihir jahat, banyak
setannya. Tapi aku merasa nyaman di sini. Jadi aku tak menghiraukan
perkataannnya. Airnya sejuk sehingga aku sering memainkan kakiku di air danau. Membuatku
berjingkat ketika merasakan dinginnya. Hal itu selalu kulakukan lagi, karena
menyenangkan. Aku tertawa bahagia. Tidak ada seorangpun disini. Aku bisa
tersenyum.
“Kamu anak
yang manis, suara tawamu merdu. Tapi kenapa kamu banyak diam sayang?”
orang itu. Tersenyum. Senyum yang
berbeda dari yang lainnya. Senyum yang belum pernah kulihat. Siapa laki-laki
ini?
Untuk pertama
kalinya, aku ingin bertanya. “Tuan siapa?”
“Jangan
panggil aku Tuan, karena namaku Alex.” Lagi-lagi orang itu tersenyum padaku. “Nah,
sedang apa kau disini?”
“Disini sejuk.
Aku suka.” Aku berkata pelan. Rasanya menyenangkan merasakan angin keluar dari
mulutku.
“Kalau begitu
lanjutkan saja apa yang kamu lakukan.” Ia mencak rambutku kemudian mengecup
ubun-ubunku. Ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah buku, bersampul kulit
warna cokelat kayu.
Aku belum
sempat mengucapkan terima kasih. Tapi laki-laki itu sudah pergi jauh sekali. Dia
membuatku berbicara padanya. Dia membuatku ingin menceritakan semuanya pada
laki-laki itu. Aku tahu, aku akan menyukai orang ini. Aku akan menyayanginya
karena kebaikannya padaku.
Baru prolognya udah menarik banget, penasaran kelanjutannya :)
ReplyDeleteOh iya, saya suka kalimat-kalimat ini :
"Aku hanya berbicara pada Tuhan. Aku tahu, Dia yang membuat semua hidupku jadi seperti ini. Tapi rasanya membenciNya sangatlah tidak mungkin bagiku..."
Saya mengalami itu, saya memiliki kekurangan, sehingga banyak yang mungkin harusnya bisa raih namun terhambat karena kekurangan ini... dan saya tahu Dia lah yang membuat hidup saya seperti ini, tidak seperti yang saya harapkan dari sejak kecil... tapi ya seperti itulah, kita sama sekali tidak bisa bahkan tidak berhak untuk membenci dan menggugat-Nya.... terus belajar bersyukur, hanya itu yang bisa lakukan... wihhh kok jadi curcol yah, hehe... btw, sukses follow di #17, kalau gak keberatan follback yah...
salam blogger, salam persahabatan....
:-D mksh bgt yks...
DeleteMaaf lo bru bisa bls.... Subuk bgt akhur akhir inu.huhyhu... Mksh bgt ya......
ReplyDelete